Tipe-tipe Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 KV
Jaringan Pada Sistem
Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima
model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan
Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
A. Jaringan
Radial
Sistem distribusi dengan
pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang paling
sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang
menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
Dalam penyulang tersebut
dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat
dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakan
diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan
lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini
lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan
disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu
distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka
seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu
distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh
tegangan terbesar ada diujung saluran.
B. Jaringan
Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line
seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh
padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal
dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch /
Automatic Transfer Switch, setiap penyulangterkoneksi ke gardu
pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
C. Jaringan
Lingkar (Loop)
Pada Jaringan Tegangan
Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini dimungkinkan
pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
D. Jaringan
Spindel
Sistem Spindel seperti pada
Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan
Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya
diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu
Hubung (GH).
Pada sebuah spindel biasanya
terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express)
yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan
pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran
kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem
Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif
terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan
kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
E. Sistem
Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti
pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai
kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban,
dan penyulang cadangan.
Dimana penyulang ini
berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen
maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi
1. Gangguan hubung singkat
a. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
b. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
c. Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin.
2. Gangguan beban lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.
3. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
b. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
c. Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin.
2. Gangguan beban lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.
3. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a.
Tegangan lebih power frekwensi.
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surjapetir. Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surjapetir. Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.
PENGETAHUAN DASAR GARDU INDUK 20 KV
PENGETAHUAN DASAR
GARDU INDUK SISI 20KV
GARDU INDUK SISI 20KV
Gardu Induk sisi 20KV merupakan instalasi
system penyaluran tenaga listrik dengan tegangan menengah (20.000 Volt) ke pusat - pusat beban. Di dalamnya
terdapat cubicle/panel bagi yaitu panel In comming, Out going,Kopel, Panel
Pengukuran dan panel Trafo
Pemakaian Sendiri. Panel In comming disuplay dari out put Trafo Tenaga (sisi Sekunder) yang berfungsi mentranformasikan
tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Panel In Comming merupakan Induk
dari Out Going. Panel Kopel
berfungsi untuk memaralel/menghubungkan dua sumber atau trafo yang berbeda.
Panel Out Going yang berfungsi menghubung dan memutus sumber ke gardu
distribusi/pelanggan. Panel pengukuran berfungsi untuk mengukur energi listrik
yang berisi peralatan ukur serta suplay trafo tegangan (VT). Panel Trafo
Pemakaian Sendiri (PS) biasanya menggunakan LBS/Load Breaker Swicth yang
berfungsi untuk menghubung dan memutus sumber Trafo PS.
Type Cell
Gardu Induk sisi 20KV
1. Open type/konvensional
Cel kubikel terbuka, konstruksi busbar rell
terlihat dan biasa terpasang di atas .Menggunakan sekat tembok sebagi pembatas
cel yang satu dengan cel lainnya. Cel kubikel terbuka memungkinkan binatang
masuk sehingga menyebabkan gangguan yang mengganggu system.
2. Close type
Cel kubikel tertutup plat panel, busbar rell tidak terlihat dan
pemasangannya ada yang di atas dan ada yang dibawah. Sekat plat sebagai
pembatas cel yang satu dengan cel lainnya. Karena semuannya tertutup sehingga
binatang tidak bisa masuk dalam cel kubikel sehingga aman. Namun tidak menutup kemungkinan
binatang dapat masuk dalam cel bila lalai menutup lobang lobang cable in door.
CUBICLE
Cubicle
merupakan seperangkat panel hubung bagi dengan
tegangannya 20.000 Volt yang dipasang dalam gardu induk berfungsi sebagai
pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol dan proteksi system penyaluran tenaga
listrik ke pusat pusat beban.
Bagian – bagian
Cubicle
Compartemen Rell
Berfungsi sebagai
tempat kedudukan busbar/rell.
Dilengkapi dengan isolator penyangga yang berfungsi untuk menyangga kedudukan
rell agar kuat.
Compartemen Lemari Control
Berfungsi sebagai pusat terminal control,
sumber dc dan peralatan pendukung seperti Ampermeter, Relay Proteksi, Kwhmeter
tombol close/open dan juga pusat wirring control. Panel ini sering disebut
dengan lemari LV (Low Voltage) karena tegangannya yang ada adalah tegangan
rendah.
Pemisah Rell
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran
listrik tanpa beban kontak penghubung Pemisah Rell tidak dilengkapi dengan media peredam busur
api.
Pemutus Tenaga PMT/CB
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran
listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban, termasuk memutus pada saat
terjadi gangguan hubung singkat. Kontak penghubung PMT dilengkapi dengan media
peredam busur api. Closing Coil berfungsi menggerakkan
mekanik untuk menghubung/close kontak utama PMT, sedangkan tripyng coil
berfungsi menggerakkan mekanik untuk membuka/open kontak utama PMT. Motor
berfungsi untuk mengisi pegas/spring charge mekanik PMT yang siap dieksekusi
closing coil/tripyng coil. Motor dalam PMT ada yang sumber powernya AC 220 V
atau ada juga yang menggunakan DC 110 V.
Pemisah Kabel
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran
listrik tanpa beban, kontak
penghubung Pemisah cabel tidak dilengkapi dengan media peredam busur
api.
Compartemen Kabel
Sebagai ruang tempat kedudukan cabel in door.
Trafo Arus
Trafo Arus (CT) merupakan alat pendukung yang
digunakan dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20 KV. Alat ini untuk mendukung
dalam pengukuran arus yaitu sebagai pengukuran dan sebagai proteksi terhadap
arus lebih. Trafo arus ini berfungsi untuk menurunkan arus yang
bekerja/mengalir berdasarkan prinsip induksi elektromagnet, yaitu timbulnya
arus dalam suatu sirkit listrik (sisi sekunder) akibat dari pengaruh sirkit
yang lain (sisi primer) secara fisik tidak saling berhubungan dalam rangkaian tertutup. Peristiwa
ini terjadi karena adanya perpotongan garis medan magnet
yang berubah – ubah
memotong penghantar tersebut.
Fungsi
1. Mentransformasikan besaran arus dari nilai
arus yang besar ke arus yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi.
Arus primer ke arus sekunder yang digunakan untuk pengukuran yaitu Ampermeter
dan KWhmeter serta untuk proteksi yaitu relay proteksi.
2. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang
diukur/diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya.
Trafo Tegangan
Trafo Tegangan merupakan suatu peralatan
listrik yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20kV. Alat ini membantu
dalam pengukuran tegangan dan digunakan untuk pengukuran tegangan pada
KWhmeter. Alat ini juga membantu dalam system proteksi yaitu untuk relay UFR
(Under Frekwensi Relay) mendeteksi frekwensi dari tegangan tersebut.
Fungsi
1. Mentranformasikan besaran tegangan dari nilai
tegangan yang besar ke tegangan yang kecil digunakan untuk pengukuran dan
proteksi.
2. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang
diukur/diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya.
Pemanas (Heater)
Merupakan alat pemanas berfungsi untuk
memanaskan ruang terminal kabel dalam
kubikel agar kelembabannya
terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal
kubikel tersebut. Corona akan
menyebabkan turunnya kualitas isolasi/breakdown peralatan. Sehingga apabila ada
kenaikan tegangan/arus akibat gangguan, maka titik lemah dari isolasi ini akan
terancam untuk rusak/meledak/terbakar.
PROTEKSI GARU INDUK SISI 20KV
Proteksi
dalam system Gardu Induk sisi 20KV adalah untuk mengamankan peralatan/system
sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi
sekecil mungkin dengan cara:
1. Mendeteksi adanya gangguan / keadaan
abnoramal lainnya yang dapat membahayakan peralatan / system.
Contoh :
2. Melepaskan / memisahkan bagian system yang
terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga
kerusakan instalasi yang dilalui arus gangguan dapat dibatasi seminimal mungkin
dan bagian system lainnya tetap dapat beroperasi.
Fungsi proteksi
1. Merasakan dan melokalisir bagian yang
terganggu secepatnya.
2. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari
peralatan yang terganggu.
3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian
yang lain tidak terganggu di dalam system tersebut.
4. Mencegah meluasnya gangguan untuk menjamin
keandalan penjualan tenaga listrik.
5. Memperkecil bahaya bagi manusia.
Komponen proteksi
1. Komponen utama
a. Relay proteksi
b. Sumber relay proteksi
2. Komponen bantu
a. CT
b. Relay bantu
c. Tripyng coil
Syarat alat proteksi
1. Selektif
Yaitu selektif terhadap mana arus beban dan
mana arus gangguan.
2. Sensitive
Yaitu peka terhadap arus gangguan sesuai
seting.
3. Cepat
Yaitu bekerja cepat sesuai seting sehingga
bagian yang terganggu tidak meluas.
4. Andal
Yaitu dalam keadaan normal tidak boleh
bekerja tetapi harus pasti dapat bekerja bila diperlukan.
5. Ekonomis
Yaitu persyaratan pokok proteksi dapat
terpenuhi sehingga system yang dilindungi dapat terjamin kelangsungannya
beroperasi.
Prinsip kerja relay OCR & GFR
Apabila relay proteksi merasakan arus
gangguan maka dengaan segera kontak trip relay bekerja (yang tadinya NO menjadi
NC) sehingga memberi suplay pada tripyng coil. Tripyng coil bekerja
menggerakkan mekanik open PMT sehingga membuka kontak utama PMT. Proses ini
berlangsung sangat cepat (bebepapa
detik) tujuannya segera mengisolasi daerah yang terganggu, namun bila relay
proteksi tidak bekerja maka gangguan akan meluas yang menyebabkan kerugian.
Kegagalan kerja proteksi dapat disebabkan
oleh :
1. Relay rusak
2. Seting relay tidak benar
3. Power suplay dc tidak ada/ hilang
4. Gangguan pada mekanis tripyng/pegas macet
5. Kegagalam PMT memutus arus gangguan (media
pemutus) gas habis
6. Trafo arus tidak jenuh pada arus gangguan
7. Kesalahan pengawatan wirring tripyng
TRANSAKSI ENERGI GARDU INDUK SISI 20KV
Energy Listrik yang di distribusikan
ke pelanggan di ukur dengan menggunakan alat pengukur yaitu KWhmeter,
KVarhmeter. KWhmeter berfungsi untuk mengukur energy aktif/daya aktif sedangkan
KVarhmeter mengukur energy reaktif/daya reaktif. Alat ukur tersebut merupakan
meter yang digunakan sebagai alat transaksi jual beli energy listrik dengan
pelanggan.
Jenis KWH :
1. Elektromekanik
Prinsip kerja yaitu Meter berdasarkan prinsip elektro
mekanik. Arus dan tegangan listrik menimbulkan gaya gerak listrik yang
menggerakkan / memutar piringan pada porosnya. Putaran poros piringan
diteruskan melalui roda-roda gigi ke drum register.
Register atau pencatat berfungsi untuk
mencatat atau menghitung energi yang
terpakai oleh pelanggan.
Kumparan tegangan berfungsi untuk
membangkitkan fluks tegangan.
Kumparan arus berfungsi untuk membangkitkan
fluks arus.
Magnet permanen berfumgsi sebagai pengereman
dan menahan putaran ikutan dari piringan alumunium.
Piringan alumunium adalah sebagai
tempat integrasi fluks tegangan dan fluks arus serta terjadinya arus foucault
sehingga timbul momen putar pada piringan.
Kotak terminal yaitu sebagai tempat
penyambungan kabel.
2. Elektronik
Prinsip kerja yaitu besaran arus maupun
tegangan per fasa diubah senilai dengan level sinyal oleh sensor arus dan tegangan, selanjutnya
arus dan tegangan analog per fasa diubah menjadi sinyal digital dan nantinya
akan diproses untuk mendapatkan besaran seperti arus, tegangan, daya aktif,
daya reaktif factor daya selanjutnya nilai besaran tersebut dapat disimpan
dalam memory yang ada dalam Kwh Elektronik tersebut.
Pada relay elektronik ini akan lebih mudah
dalam mengecek kesalahan wiring CT dan VT sehingga kemungkinan kesalahan dalam
perhitungan energi yang terpakai tidak terjadi. Meter jenis ini banyak
digunakan karena memang keunggulannya dibanding dengan meter elektromekanik.
Meter elektronik sudah diprogram dengan komputer menggunakan tiga tarif yaitu
WBP/Waktu beban Puncak (18.00 – 20.00), LWBP 1/Luar Waktu
Beban Puncak 1 (20.00 – 06.00) dan LWBP 2/Luar Waktu Beban Puncak 2 (06.00–
18.00).
Sistem Pengawatan
Menggunakan system Pengawatan Tak Langsung
TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI
Trafo
Pemakaian Sendiri (PS) merupakan trafo step down (penurun tegangan) yaitu dari
tegangan menengah (20.000Volt) menjadi tegangan rendah (380Volt). Trafo ini di
sebut trafo PS karena fungsinya yaitu untuk suplay keperluan Gardu Induk itu
sendiri.
Fungsi
Sebagai
sumber tegangan yang digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk yaitu untuk
suplay power penerangan,
peralatan tenaga/motor penggerak, peralatan control, rectifier, alat pendingin
serta peralatan lain yang membutuhkan sumber tegangan.
Pengaman Lebur Trafo PS
Pengaman
lebur tegangan menengah atau disebut Fuse TM
merupakan alat proteksi yang berfungsi sebagai pengaman pada sistem instalasi
Trafo Pemakaian Sendiri terhadap arus beban lebih/overload dan arus gangguan
yang terjadi. Prinsip kerja yaitu bila arus melewati pengaman lebur melebihi
nilai arus rating nominal maka elemen lebur akan panas dan terus miningkat
hingga mencapai titik leburnya. Nilai arus rating pengaman lebur yang digunakan
di sesuaikan dengan arus dari daya trafo Pemakaian Sendiri.
SUMBER DC
Sumber
pasokan DC 110 volt pada instalasi Gardu Induk digunakan untuk keperluan
peralatan bantu, antara lain :
1. Rangkaian control ( Close/Open CB,DS )
2. Sistem Proteksi ( Relay proteksi, rangkaian
triping/closing )
3. Sistem Signaling ( Indikator-indikator )
4. General ( Umum )
Ada dua sumber DC yang digunakan dalam
instalasi Gardu Induk yaitu rectifier dan aki/baterai. Sumber utama yang
digunakan yaitu Rectifier namun apabila Trafo PS padam maka Baterai langsung
memback-up sumber DC, sehingga peralatan bantu dapat terus bekerja.
Rectifier
Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik
untuk mengubah arus listrik bolak –balik (AC) menjadi arus searah ( dc )yang
berfungsi untuk suplai DC dan mengisi batere agar kapasitasnya tetap terjaga
penuh sehingga kehandalan sumber DC pada Gardu Induk terjamin.Maka Rectifier
tersebut harus selalu ON dan selalu tersambung ke batere.
Aki/Baterai
Batere adalah sebuah sel listrik dimana
didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible, artinya di dalam
batere dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Dalam
suatu pekerjaan yang utama adalah keselamatan kerja, karena kesalamatan akan
memberikan rasa aman, nyaman dan bahagia pada setiap pekerja. Sehinnga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang maksimal. Lingkungan kerja dalam
Gardu Induk sisi 20kv sangat berbahaya karena berhadapan dengan tegangan 20.000
volt. Tegangan listrik tidak terlihat dan tidak berbau tetapi dapat dirasakan.
Bahaya akibat tegangan listrik terhadap manusia yaitu kejutan
Bahaya akibat tegangan listrik di dalam
lingkungan kerja Gardu Induk sisi 20kv tidak dapat kita hilangkan tetapi dapat
kita kendalikan ,Maka penggunaan alat pelindung diri sangatlah diperlukan.
Dasar Hukum
Sumber
hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di Indonesia ialah undang
undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang undang ini di buat dengan
menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di
tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya.
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai
dan dipergunakan secara aman dan effisien.
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan
segala daya-upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja.
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu
diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi,
teknik dan teknologi.
Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja
yang aman, sehat dan sejahtera
2. Menjamin
kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya
3. Mencegah
timbulnya bahaya akibat listrik.
Alat Keselamatan Kerja (Alat Pelindung
Diri/APD)
1. Pakaian kerja/Wearpack
Memberikan perlindungan atau proteksi
terhadap anggota badan dari bahaya
listrik dan panas.
2. Pelindung Kepala (Helm)
Melindungi kepala dari benturan atau
kejatuhan benda dari atas.
3. Pelindung Tangan (Sarung tangan)
Melindungi tangan dan lengan terhadap debu/kotoran dan bahaya benturan benda keras.
Sarung tangan tahan tegangan
Melindungi tangan dan lengan terhadap bahaya
listrik.
4. Pelindung Kaki (Sepatu)
Melindungi kaki dan sebagai isolasi.
Sepatu tahan tegangan
Melindungi kaki dan sebagai isolasi dari
bahaya listrik.
Pengoperasian dan Pemeliharaan Trafo
20kV/400V
I. PERSIAPAN PENGOPERASIAN
1. Pengukuran Tahanan Isolasi (Megger)
Bersihkan porcelain bushing dari debu dan
kotoran yang melekat dengan kain kering atau alkohol, selanjutnya lakukan
pengukuran tahanan isolasi antara :
· Tegangan Rendah dengan Tegangan Tinggi
· Tegangan Rendah dengan
Body
· Tegangan Tinggi dengan Body
|
2. Pemeriksaan Tap Changer dan Sambungan Lead
Putar tap pada tap
nominal (tap 3, lihat name plate), dengan menggunakan Megger, periksa sambungan
lead antara fasa pada sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah (pengukuran
Megger 0 Mohm, jika tidak periksa posisi tap).
3. Pemeriksaan Minyak.
4. Pemeriksaan Breather dan Silika Gell
Pemeriksaan breather dan silica gell
dilakukan dengan :
Melepas packing karet buntu antara pipa dan breather
sehingga ada hubungan tangki dan udara luar.
· Memeriksa volume minyak
pada tabung bagian bawah breather, volume minyak harus sampai menutupi lubang
pernafasan breather untuk mencegah silica gel tidak cepat rusak karena udara luar.
· Silika gel berwarna biru
saat baru dan akan berubah menjadi merah muda jika mengandung air.
5. Pemeriksaan Tekanan Nitrogen.
|
6. Pengesetan Peralatan Pengaman
6.1. Thermometer dengan Kontak.
|
6.2. Buchholz
Relay
a. Periksa level
minyak pada Buchholz Relay, jika minyak dalam tabung tidak penuh, buka neple
dop pada bagian atas dan buang udara sampai tabung terisi penuh dan tutup kembali.
b. Hubungkan kontak trip dan alarm
dengan main panel.
c. Buchholz relay akan
mendeteksi gangguan di dalam transformator yaitu:
*Spark Over antara
bagian-bagian berarus (bertegangan) atau dengan inti besi dan ground
* Inter turn short Circuit.
*Kebocoran dari tangki,
radiator dan pipa-pipa.
6.3. DGPT
Pada transformator yang dilengkapi dengan
DGPT, setting manual terdapat didalam kotak control.
· Setting
kontak thermometer seperti point 6.1 diatas.
· Set
tekanan trip pada posisi 0.5
bar.
· Jika
minyak turun buka nepel dop pada bagian atas sampai minyak naik pada maximal, jika kurang tambah minyak sampai penuh
lewat lubang pengisian.
|
6.4. Pressure Relief Valve
|
7. Pemasangan
Kabel
· Pakailah schoon kabel yang sesuai dengan ukuran
penampang kabel dan diameter terminal bushing. Pemasangan harus kencang sehingga
tidak menimbulkan loss kontak.
· Jika menggunakan banyak kabel, buatlah rak kabel (cable support) sehingga
bushing tidak
terkenatarikan/beban, yang akan mengakibatkan bushing bocor atau pecah.
|
Hindari memasukkan kabel satu phasa
dalam pipa/cincin besi, yang akan mengakibatkan timbulnya medan listrik dan
panas yang dapat melelehkan isolasi kabel.
BAB III
PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
1.
Pemeriksaan Nameplate Trafo
Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo dilaksanakan, prosedur pelaksanaan
pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari trafo
tersebut dengan mengamati (nameplate).
2.
Pemeriksaan Secara Visual
Pemeriksaan
fisik trafo secara visual meliputi pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran
atau akibat dari benturan.
2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di
bushing.
3. Pemeriksaan kondisi bushing primer atau
sekunder.
4. Pemeriksaan valve tekanan udara.
5. Pemeriksaan thermometer.
6.
Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.
3.
Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi
Setelah pemeriksaan secara visual
dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan
isolasi trafo dengan menggunakan megger (primer-body, sekunder-body dan
primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian mana
dari trafo yang mengalami kerusakan.
Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:
• Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.
• Memperpanjang masa pakai.
• Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian
Unit trafo.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
• Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
• Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
• Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.
Komponen-Komponen Utama Transformator
untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu:
• On-load tap changer (OLTC)
• Bushing
• Insulator / penyekat
• Gasket
• Sistem saringan / filter minyak isolasi
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
• Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
• Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
• Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.
Komponen-Komponen Utama Transformator
untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu:
• On-load tap changer (OLTC)
• Bushing
• Insulator / penyekat
• Gasket
• Sistem saringan / filter minyak isolasi
• Peralatan proteksi:
– Valves atau katup-katup
– relay
– Alat-alat ukur dan indikator-indikator
Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator
Gambar 2. Peta Potensi Gangguan didalam Transformator
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:
– Tegangan tembus (breakdown voltage)
– Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
– Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
• Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk
– Valves atau katup-katup
– relay
– Alat-alat ukur dan indikator-indikator
Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator
Gambar 2. Peta Potensi Gangguan didalam Transformator
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:
– Tegangan tembus (breakdown voltage)
– Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
– Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
• Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk
mencegah terjadinya:(partial)
discharges, Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi /
pemburukan kertas
isolasi/laminasi.
• Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ),
• Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ),
kandungan air (water content),
neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan
kandungan katalisator negatif
(inhibitor content)
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
– Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
– Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
– Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
– Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
– Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
– Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun
sekali.
Pemeliharaan Trafo dengan Jangka 1 tahun.
Hal yang harus diadakan perawatan tahunan mencakup :
1. Pemeriksaan Luar Bagian Trafo
- Periksa
semua kondisi tangki pada trafo, termasuk semua baut/mur atau bagian yang
pernah dilas. Pastikan kondisinya tidak ada yang bocor.
- Periksa
kondisi sambungan kabel atau konduktor pada terminal dan
pentanahan/pembumian
- Periksa
silica gel dalam breather. Sedikitnya 3/4 dari silica gel harus berwarna
biru. Jika kurang, silica gel harus diganti semuanya atau diaktifkan
kembali.
- Periksa
tinggi dari permukaan oli, pastikan kalau masih berada di atas batas oli
level indicator.
- Jika
dilengkapi nitrogen, jangan lupa periksa tekanan nitrogen tersebut
semestinya antara +2 Psi dan +3 Psi.
2. Pembersihan Pada
Trafo
- Bersihkan
terminal isolator dengan kain pembersih yang kering.
- Bersihkan
juga tangki dan radiator trafo. Gunakan angin (air kompresor) bertekanan
untuk menghembuskan debu kemudian keringkan kembali dengan angin.
- Jika anda
menemukan bagian berkarat, hapuslah karat dengan menggunakan amplas
kemudian cat kembali.
3. Pemeriksaan
Perlengkapan Trafo
- Periksa
semua perlengkapan trafo apakah masih bekerja dengan baik.
- Jika Trafo
dilengkapi dengan relay pengaman, periksalah kondisi trafo dari contact
point.
Pemeliharaan Trafo Berkala Lima Tahunan
- Perhatikan
dengan seksama kondisi pada tangki trafo karena pada umumnya dibutuhkan
pengecatan ulang.
- Pemeriksaan
kualitas oli trafo. pastikan Oli trafo bisa menahan tegangan 30kV/2.5 mm
dalam waktu 1 menit, sesuai dengan standard IEC. Pengukuran tegangan
tembus minyak hanya dapat dilakukan dengan peralatan khusus seperti oli
dielectric strength tester.
Itulah cara berkala yang
sering dilakukan oleh teknik listrik untuk menjaga kondisi trafo mempunyai
performa yang baik.
Tindakan yang harus dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul)
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
– on-load tap changers
– oil filtering dan vacuum treatment
– relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
– Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
– pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
– analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
– power transformer
– bushing primer dan sekunder
– Transformator ukur (measurement transformator)
– breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi;
a. Doble measurements
b. PD-measurement
c. Frequency Responce Analysis, FRA
d. voltage tests
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
– on-load tap changers
– oil filtering dan vacuum treatment
– relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
– Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
– pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
– analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
– power transformer
– bushing primer dan sekunder
– Transformator ukur (measurement transformator)
– breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi;
a. Doble measurements
b. PD-measurement
c. Frequency Responce Analysis, FRA
d. voltage tests
No comments:
Post a Comment