hidup adalah suatu hal yang kita jalani . dalam hidup ada namanya cinta . apa itu cinta , cinta adalah suatu hal aneh dalam hidup suatu perasaan yang timbul tidak wajar karena kita tidak tau bagaimana nanti akhirnya . cintu itu kadang suka kadang duka cinta tak pernah bisa di tebak . mungkin awalnya suatu saat semua akan terjadi sesuatu yang tidak di percaya.
cinta itu ibarat kita menanam sebuah pohon
kita selalu menyiraminya sampai tumbuh besar dan berbuah
di saat semua sudah berbuah siapakah yang patut memetik buah itu
seharusnya yang memetik itu adalah yang menyiram setiap hari dan menjaganya sampai tumbuh besar.namun kadang cinta itu sangat jahat
bisa saja ada orang lain yang memetiknya
dia yang mengambil buah itu
dia yang memakannya
dia mengambil hak dari kita
dia yang mengambil apa yang telah kita perjuangkan
itulah cinta sangat lah menyakitkan
cinta itu buta
cinta itu kadang suka
cinta itu kadang duka
namun begitulah kehidupan setiap ada awal pasti ada akhir
Tuesday, 5 December 2017
Monday, 4 December 2017
Proteksi Pada Saluran Transmisi
PROTEKSI
PADA SALURAN TRANSMISI
7.1.
Gangguan-gangguan pada saluran
transmisi
Karena letaknya yang tersebar
diberbagai daerah, maka saluran transmisi udara mengalami gangguan-gangguan
baik yang disebabkan oleh alam maupun oleh sebab-sebab lain. Gangguan yang
sering terjadi pada saluran transmisi adalah gangguan karena sambaran petir,
sedangkan pengamannya yaitu dengan memasang kawat tanah dan arrester.
Penyebab-penyebab
gangguan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Penyebab
ganggaun
|
Prosentase
|
-
Kilat / petir
-
Hujan salju / angin
-
Kerusakan alat-alat
-
Faktor umur ( ketuaan )
-
Lain-lain
|
56 %
11 %
11 %
11 %
11 %
|
Macam-macam
gangguan antara lain :
a). Gangguan
hubung singkat ( short circuit )
- Gangguan hubung
singkat satu fasa ketanahan
- Gangguan hubung
singkat fasa ke fasa
- Gangguan hubung
singkat dua fasa ke tanah
-
Gangguan hubung singkat simetri tiga fasa
b). Gangguan
putusnya kawat penghantar ( open circuit )
- Putusnya kawat
penghantar satu fasa
- Putusnya kawat
penghantar dua fasa
- Putusnya kawat
penghantar tiga fasa
Dari
macam-macam gangguan diatasa yang paling banyak terjadi adalah gangguan hubung
singkat atau fasa ketanah ( mencapai 65 % s/d 70 % )
Gangguan-gangguan yang
terjadi akan menyebabkan :
-
Kontinuitas penyaluran daya terputus.
-
Penurunan tegangan yang cukup besar dapat
mengakibatkan rendahnya kualitas tenaga listrik.
-
Peralatan-peralatan yang terdapat pada
tempat terjadinya gangguan akan rusak.
Untuk
gangguan-gangguan hubung singkat dan putusnya kawat penghantar dapat diatasi
dengan menggunakan relay pengaman ( protection Relay ).
Rele
pengaman akan memberikan komando kepada CB ( circuit Breaker ) untuk Trip (
membuka hubungan ) apabila terjadi gangguan pada saluran transmisi. Sehingga
arus lebih / tegangan lebih yang disebabkan oleh adanya gangguan tersebut tidak
sampai kepada peralatan-peralatan listrik yang utama ( Generator,Transformator
dan sebagainya ).
7.2. Syarat-syarat rele penggaman.
Rele
pengaman saluran transmisi digunakan untuk melindungi saluran dan peralatan
terhadap kerusakan dengan cara menghilangkan gangguan yang terjadi secara cepat
dan tepat.
Kecuali
itu ia berusaha membatasi daerah yang terkena gangguan seminim mungkin,
sehingga mutu dan keandalan penyaluran dapat terjamin.
Untuk
bereaksi dengan cepat dan tepat, maka pemilihan sistem penggaman sangat perlu
dilakukan dengan seksama dengan memperhatikan faktor-faktor seperti :
- Macam saluran yang
diamankan
- Pentingnya saluran
yang dilindungi
- Kemungkinan
banyaknya terjadi gangguan
- Faktor
tekno-ekonomis sistem pengaman yang dipergunakan.
Karena
rele pengaman merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu sistem tenaga, maka
untuk menjamin keandalan dari sistem tenaga yang bersangkutan, rele pengaman
harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a).
Kecepatan bereaksi
Kecepatan
bereaksi dari relay pengaman adalah saat rele merasakan adanya gangguan sampai
dengan pelaksanaan pelepasan ( Trip )dari CB.
Waktu
bereaksi diusahakan secepat mungkin sehingga dapat menghindari
kerusakan-kerusakan pada alat yang terkena gangguan, serta mengurangi meluasnya
akibat dari adanya gangguan tersebut.
Umumnya waktu kerja relay
sudah tertentu antara 0,08 s/d 1 second.
b).
Selektip.
Adalah
kecermatan dari rele pengaman dalam memilih bagian mana yang mendapat gangguan,
hal ini menyangkut koordinasi pengaman dari sistem keseluruhannya, denngan
demikian segala operasi dari rele akan tepat sehingga gangguan dapat dieliminer
sekecil mungkin.
c).
Sensitip
Kepekaan
dari rele pengaman untuk memberi jawaban apabila merasakan adanya gangguan.
d).
Keandalan
Rele
pengaman harus sanggup bekerja pada semua gangguan yang terjadi sesuai dengan
fungsi pengaman yang direncanakan.
e).
Sederhana
Memakai
elemen dan susunan yang sederhana.
f).
Ekonomis
Dalam
Pemilihan dan pemasangan rele pengaman harus diperhatikan faktor biaya dan
diusahakan biaya yang diperlukan seminimum mungkin.
7.3. Penerapan rele pengaman pada saluran
transmisi
Macam
rele pengaman yang paling utama digunakan pada saluran transmisi antara lain :
-
Rele arus lebih (Over current relay )
-
Rele arah ( Directional current relay )
-
Rele jarak ( Distance relay )
-
Rele pilot (Pilot relay ).
1)
Rele
arus lebih.
Rele
pengaman yang bekerja apabila arus yang mengalir pada cabang saluran yang
diamankan melebihi arus penyetelan pada rele.
Berdasarkan
pada prinsip kerja yang sederhana dan kemampuan kerjanya, maka rele arus lebih
digunakan untuk :
-
Pengaman
adanya gangguan hubung singkat.
-
Pembatasan
terhadap besar arus yang diizinkan.
-
Elemen
starting dan sistem pengaman.
C - rele arus lebih
T - rele kelambatan waktu ( Time lag relay )
S - signal rele
TC - Trip
coil
CT - Trafo
arus
Time
lag relay digunakan untuk menentukan kelambatan waktu ( time delay ).
Signal
relay (S) dihubungkan seri dengan trip coil (TC) dan dapat memberikan tanda
bahwa CB trip.
Rele
akan bekerja apabila dipenuhi IR ≥ IP
dimana :
IR - arus
yang mengalir dalam relay
IP - arus
operasi ( relay mulai bekerja )
2)
Rele
arah.
Dalam keadaan tertentu maka pengaman
arus lebih harus dilengkapi dengan komponen arah, hal ini mutlak diperlukan
misalnya pada suatu sistem tenaga listrik yang disupplai dari dua sumber atau
lebih.
Pengaman akan bekerja
apabila elemen-elemen C, P, dan T bekerja bersama-sama.
Elemen C (relay arus lebih)
akan bekerja meskipun gangguan di K1 dan K 2.
Elemen T bekerja apabila
elemen C dan P bekerja, elemen P (power directional relay) bekerja apabila
dipenuhi :
Torque ( Kopel ) T =
k . Ur
. Ir cos r positip
( T > 0 )
sedang
pada waktu gangguan di K1, vektor
Ur dan arus Ir
bergeser dengan sudut r ( 0° <
r <
90° )
jadi Torque T positip dan
relay bekerja maka CB1 trip.
Pada waktu gangguan di K2
, vektor tegangan Ur
dan arus Ir
bergeser dengan sudut ( 180° + r ) ,
maka harga besaran Cos ( 180° + r ) , negatip dan Torque
T negatip , akibatnya rele tidak bekerja
dan CB1 tidak trip.
Contoh penggunaannya
:
Gambar a). skema rangkaian
Gambar b).
adalah diagram kelambatan waktu operasi dari masing-masing CB1 , CB2 ,
CB3 , CB4 , CB5 ,
dan CB6 .
Arah anak panah diatas CB adalah arah arus gangguan
dimana CB yang bersangkutan harus
mengamankan.
Untuk Generator G1 maka CB pengamannya adalah CB1, CB3
dan CB5.
Untuk Generator G2 maka CB pengamannya adalah CB6, CB4
dan CB2.
Pada waktu gangguan di K1, maka CB yang trip adalah
CB1 dan CB2, CB4 atau CB6 .
Untuk gangguan di K2, dari generator G1 maka CB yang
trip adalah CB3 dan apabila
gagal maka CB1
boleh trip.
Dari generator
G2 maka CB yang trip adalah
CB4 dan apabila gagal baru CB6 trip.
Waktu kerja dari masing-masing CB dapat dilihat dari
gambar kelambatan waktu operasi diatas.
3). Rele jarak.
Sistem
pengaman dengan menggunakan relay jarak ialah pengaman yang waktu kerjanya
dipengaruhi / tergantung kepada jarak dari titik gangguan.
dimana :
top - waktu operasi
Lsc - jarak dari titik gangguan.
Sistem
pengaman ini terdiri dari beberapa komponen ,
jumlah komponen-komponen tergantung dari macam-macam penggunaan dan
tugasnya.
Secara
prinsip komponen-komponen serta bagan penyambungnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.ada skema terdapat 4 rele utama, sedangkan rele-rele pembantu
tidak di gambarkan.
CT - Trafo
arus
PT - trafo
tegangan
C - Elemen
untuk start, yang bekerja setiap terjadi gangguan
T - Elemen
kelambatan waktu
P - Elemen
arah daya ( power directional element ), yang akan bekerja sesuai dengan
letak dari arah gangguan.
D - Elemen
jarak, yang akan bekerja atas dasar ratio
Dimana adalah besaran
impedansi ( Zf) yaitu besar impedansi dari pengaman ketitik gangguan yang dapat
dirupakan menjadi besaran Ohm
Sistem pengaman rele jarak sangat tepat
digunakan dalam pengaman-pengaman saluran transmisi, apabila ditambah dengan
beberapa komponen seperti power directional (P) Time delay (T).
Maka gabungan dari pengaman ini menjadi
satu kesatuan rele yang betul-betul dapat diandalkan.
Macam-macam rele jarak :
-
Impedansi
distance relay
Rele ini akan
bekerja atas dasar impedansi bayangan (Zr)
-
Reactance
distance relay
Rele
ini bekerjanya atas dasar komponen reaktif dari impedansi bayangan (Xr)
-
Resistance
distance relay
Rele
ini akan bekerja atas dasar komponen aktif dari impedansi bayangan (Rr)
4
). Rele Pilot
Sebenarnya sistem rele pilot bukanlah suatu jenis rele
atau siemen rele tersendiri, tetapi berupa suatu system yang berfungsi sebagai
penambah keandalan dari sistem pengaman yang telah ada.
Berdasarkan
prinsipnya / kerjanya rele pilot dapat di bedakan menjadi:
-
Sistem pilot kawat
-
Sistem rele PLC (Power line carrier)
a) Sistem
rele pilot kawat
Dalam
sistem rele pilot kawat isyarat-isyarat dikirimkan melalui kawat yang
disediakan khusus untuk keperluan ini.
Rele
pilot kawat dipakai untuk pengaman saluran transmisi udara yang berjarak pendek
atau saluran kabel bawah tanah.
b)
Sistem rele PLC
Metode
dipakainya sistem pengaman dengan menggunakan gelombang pembawa ( Carrier Wave) adalah didasarkan adanya
kenyataan bahwa pada saluran transmisi tenaga listrik dengan frekuensi 50 Hz
atau 60 Hz dapat dialirkan suatu gelombang lain dengan frekuensi yang berbeda
tanpa mengganggu penyaluran tenaga listriknya ( gelombang ini frekuensinya
tinggi dalam order Mega Hz).
Untuk
carrier wave / carrier current dipergunakan frekuensi tinggi yang dibangkitkan
oleh suatu transmitter frekuensi tinggi khusus kemudian diterima disisi
transmisi yang lain dengan suatu receiver frekuensi tinggi pula.
Untuk
keperluan ini di ujung-ujung saluran transmisi dipasang
perlengkapan-perlengkapan Hight Prequency Trap (HPT) dan Coupling Capasitor
(CC).
Fungsi utama dari elemen-elemen Carrier
adalah mempercepat trip (pelepasan) CB apabila gangguan itu berada dalam daerah
yang diamankan, dan blocking CB apabila gangguan berada diluar daerah yang
diamankan.
Secara
skema dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam hal ini kedua transmitter di A dan B
tidak bekerja yang berarti tidak ada perintah blocking, maka CB akan trip yang
dipercepat oleh kontak-kontak elemen carrier.
Pada waktu gangguan di K2
(diluar daerah yang diamankan), maka di A oleh adanya power directional rele
menyebabkan transmitter tidak bekerja, tetapi di B elemen power directional
relay tidak bekerja, menyebabkan transmitter bekerja, carrier terpancar dan
pancaran dari B diterima oleh receiver
di A dan mengakibatkan CB tidak trip (blocking oleh signal tadi). Hal yang sama
akan terjadi dari A terhadap B apabila gangguan terjadi di titik K3.
Catatan :
a)
Untuk saluran radial yang tidak mempunyai
fungsi penting cukup dipasang dengan rele arus lebih atau dengan rele
directional over current. Untuk saluran yang penting sekali digunakan rele
directional distance protection yang dilengkapi dengan rele pilot PLC.
b)
Untuk saluran tertutup yang paling tepat
menggunakan directional distance relay, sedang untuk cabang-cabang yang penting
dapat ditambah dengan sistem rele pilot PLC.
Sunday, 3 December 2017
Prinsip Kerja Generator AC 3 Fasa
“PRINSIP KERJA GENERATOR AC 3 FASA (
PEMBANGKIT TEGANGAN) ”
DOSEN PENGAJAR : SUNU
HASTA WIBOWO, ST, MT
DI SUSUN OLEH : NAZMUDIN
NIM : EO3150054
SEMESTER / KELAS : V / LISTRIK A2
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2017
1.1. Tujuan :
Setelah
melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat:
a.
Membaca diagram rangkaian generator AC 3 fasa dengan
AVR
b.
Menajalankan motor DC sebagai pembangkit dari
generator AC 3 fasa
c.
Mengoperasikan generator AC 3 fasa dengan AVR
d.
Mensetting AVR pada generator AC 3 fasa
1.2. Peralatan Yang Diganakan
·
Regulator
·
Amperemeter
·
Voltmeter
·
Automatic Voltage Regulator (AVR)
·
Motor DC
·
Generator AC 3 fasa
·
Tachometer
·
Digital
Tachometer
·
Eksiter
·
Kabel secukupnya
Generator
Generator merupakan sebuah alat yang mampu
menghasilkan arus listrik.
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik arus bolak-balik.
Generator Arus Bolak-balik sering
disebut juga sebagai alternator atau generator AC (alternating current) atau
juga generator singkron. Alat ini sering dimanfaatkan di industri untuk
mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai sumber
penggerak.
Generator arus bolak-balik
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
Prinsip Kerja Generator
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan
hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet
yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya
gerak listrik.
Automatic Voltage Regulator (AVR)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain
generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
1.4. Gambar Rangkaian
1.5 Gambar Rangkaian Praktikum
1.5. Langkah Percobaan
1.
Menghubungkan sumber DC pada motor DC
2.
Menjalankan motor DC yang merupakan pembangkit dari
generator AC 3 fasa
3.
Mengatur kecepatan motor DC hingga 1500 RPM sehingga
generator akan menghasilkan arus listrik
4.
Menghubungkan terminal output generator pada Voltmeter
kemudian masuk ke AVR
5.
Mengatur AVR sesuai dengan beban yang dibutuhkan
6.
Tekan tombol UP pada AVR untuk menaikan tegangan
sedangkan tombol DOWN untuk menurunkan tegangan
7.
Membaca tegangan yang dihasilkan AVR pada Voltmeter
dan atur hingga menunjukan angka sesuai beban yang dibutuhkan
8.
Jika sudah laporkan pada pengawas
9.
Menganalisa prinsip kerja dari generator ac 3 fasa
dengan AVR
10. Rapikan alat
dan bahan lalu bersihkan tempat kerja
1.7.Analisa
Pada
hasil praktik tersebut dapat kita analisa bahwa tegangannya dapat kita naikkan
atau kita turunkan dengan cara menekan tombul up atau down . untuk mengetahui
bahwa tegangan itu mengalami kenaikan atau penurunan dapat kita lihat di
Voltmeter.
1.8.Kesimpulan
1) Generator
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
2) AVR
berfungsi sebagai penstabil tegangan generator.
3) AVR
berfungsi sebagai untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage)
Alternator atau generator listrik.
4) AVR
berfungsi sebagai untuk Sebagai stability dan pengatur Droop
Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel
(Synchronous Generator)
Subscribe to:
Posts (Atom)