Thursday, 20 April 2017

Mbeee Series Chapter 6




Mbeee anniversary sudah 2 bulan berlalu, para anggota sibuk menyiapkan diri menghadapi UAS (ujian akhir semester). Maya berada didalam kelas, duduk diam sambil menatap buku matematika yang sangat tidak disukainya, dia tidak peduli dengan teman-teman sekelas disekitarnya yang sedang asik bergosip dan lain-lain, focus pada buku itu.
“apa yang harus gw lakukan dengan buku ini?” Maya meremas kepalanya, sesekali memainkan rambutnya. Dengan tatapan bingung kebuku matematika itu.
“apa yang harusssss gw lakukaaaaaan” suaranya meledak keluar sehingga membuat teman-teman dikelasnya menatap heran padanya.
“sorry-sorry guys.. lanjutkan saja aktivitas kalian.. abaikan gw….” Maya mencoba menenangkan setumpuk manusia yang sedang menatap tajam kepadanya. Dan seketika suasana mulai kembali seperti biasa. Maya mulai berpikir lagi tentang buku matematika yang berada tepat didepannya, memang sejak dahulu kala Maya sangat tidak menyukai kata yang namanya “MATEMATIKA”, baginya matematika itu mematikan. Jawaban dari soal matematika tidak bisa dikarang seperti pelajaran sosiologi pada saat masih SMA, tidak bisa di eja dengan kata-kata sendiri seperti pelajaran bahasa Indonesia. Tidak ada jawaban alternative seperti pemprograman. Memikirkannya saja sudah membuat Maya pusing.
*****
Sementara itu,
Bentar, Edi dan Eru sedang belajar berjamaah di secretariat Mbeee. Memang ini adalah musim-musim UAS untuk perkuliahan di Poliban. Bentar yang sudah pintar dari sananya tetap belajar walaupun sebenarnya sedang membantu Edi dan Eru yang satu jurusan dengannya.
Tidak lama Maya datang dengan teriakan khasnya.
“Guyssssss!!!!!!” terdengar langkah kaki Maya memasuki pintu secretariat. Dengan buku matematika ditangannya, dia langsung duduk disebelah Bentar.
“Tidak. Ni anak datang lagi…” gerutu Edi , manusia yang paling sering mencari gara-gara ke Maya.
“apa salahnya membantu teman yang sedang kesusahan.. Di.. lu jahat ah sama gue…” Maya dengan muka manyunnya langsung membukakan buku matematika ke hadapan Bentar, pertanda dia ingin Bentar mengajarinya tentang apa yang tidak iya mengerti.
“salah banget May, salah… salah besarr…” sahut Edi sambil mengotak-atik laptopnya lalu berpindah ke ujung ruangan mencari tempat bersandar.
“salah gue apaa Di… -___- .. guekan minta bantuan karena gue gak ngerti..” Maya mengganti ekspresi manyunnya dengan wajah yang diimutkannya. Membuat tidak tahan orang yang melihat.
“ya Allah May.. lu daritadi bolak-balik dari kelas ke sekre, kelas-sekre, kelas-sekre, udah berapa kali? Dan lagi-lagi bertanya dengan pertanyaan yang sama.. apa gak bosen lu? Gue banting juga ni laptop =_=” Edi mulai kesal.
“sudah.. sudah Di.. jadi May, apalagi yang mau ditanyain?” Bentar mencoba menghentikan perseteruan mereka sambil melihat kebuku matematika Maya.
“nah Di… denger tuh.. “ Maya dengan senyum kemenangannya langsung menunjukkan bagian pelajaran yang dia tidak mengerti.”ini nih Ben…. Hehe…gue kan tadi kekelas.. nah duduk-duduk.. gue coba buat mahamin dan mengingat-ingat… tapi…ya begitu.. gue lupa lagi..” Maya dengan muka cengengesannya cukup membuat ekspresi Bentar berubah yang awalnya biasa saja langsung berubah ke mode badmood.

“May… perasaan… ini pertanyaan yang elu tanyain dengan 3 kali bolak-balik kelas –sekre, kelas-sekre deh,,” Bentar yang biasanya tidak banyak bicara, kini berlaku seperti ayah-ayah yang menasihati anaknya. Omongannya tidak ada spasi. Mengalir terus.
“apa gue bilang…. :”) sini Ben, laptop lu gue banting..” Edi senyum kesal. Eru yang daritadi berada diantara mereka bertiga lebih memilih menjauh dari para masalah, dia asik dengan dunianya sendiri.
“Maya.. sebaiknya.. elu gak usah ikut UAS Matematika kalau begini ceritanya..otak lo kayaknya gak nyampe..” Bentar si pintar dengan lidah pedasnya berucap.
“yang kalian lakuin ke gue itu jahat!” mode dramanya Maya keluar lagi.
“gue cuman bisa mendoakan yang terbaik buat UAS Matematika lo May.. angkat tangan gue. BYE” Bentar left the group.XD
“gue juga May! Good Luck! Gue percaya lo bisa!” Edi left the group. XD
Eru left the group.
(waks rada gaje .. see you in next chapter)

No comments:

Post a Comment