Jaringan Pada Sistem
Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima
model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan
Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
A. Jaringan
Radial
Sistem distribusi dengan
pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang paling
sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang
menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
B. Jaringan
Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line
seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh
padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal
dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch /
Automatic Transfer Switch, setiap penyulangterkoneksi ke gardu
pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
C. Jaringan
Lingkar (Loop)
Pada Jaringan Tegangan
Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini dimungkinkan
pemasokannya dari beberapa gardu induk,
D. Jaringan
Spindel
Sistem Spindel seperti pada
Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan
Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya
diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu
Hubung (GH).
E. Sistem
Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti
pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai
kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban,
dan penyulang cadangan.
Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi
1. Gangguan hubung singkat
a. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
b. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
c. Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin.
2. Gangguan beban lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.
3. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
b. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
c. Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin.
2. Gangguan beban lebih
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.
3. Gangguan tegangan lebih
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :
a.
Tegangan lebih power frekwensi.
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surjapetir. Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.
Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan lebih surja
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surjapetir. Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.
No comments:
Post a Comment