PRAKTIKUM 2
MENGOPERASIKAN MESIN MULTI FUNGSI SEBAGAI MOTOR DC
SHUNT DENGAN TAHANAN ASUT
2.1
Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum
ini, mahasiswa/i dapat :
1.
Membaca diagram
rangkaian motor DC shunt dengan tahanan asut.
2.
Merangkai diagram
rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian.
3.
Mengoprasikan motor
DC shunt dengan tahanan asut.
4.
Menganalisa hasil
percobaan.
2.2
Peralatan Yang Digunakan
-
6 HU DC Stabilizer
240/15
-
1 Saklar ON/OFF Tiga
Kutub
-
1 Magnetic Power Brake
-
1 Unit Kontrol
-
2 Coupling
-
2 Coupling Guard
-
2 Shaft and Guard
-
1 Thach Generator
-
1 Mesin Multi Fungsi
-
2 Volt Meter
-
1 Ampere Meter
-
1 Tahanan Asut
-
Kabel Secukupnya
2.3
Teori Dasar
Pada waktu jalan awal (starting), putaran n = 0, ggl
lawannya nol; sedangkan tahanan jangkar (RA) adalah relatif kecil, sehingga
pada waktu start, Ia =V/Ra adalah sangat besar, hal ini akan membahayakan
tahanan jangkar pada motor serta mengganggu stabilitas jaringan supply. Oleh
karena itu arus jangkar waktu start ini harus dibatasi. Caranya adalah dengan
memperkecil tegangan V atau memperbesar tahanan jangkar (RA), hal ini dilakukan
dengan memasang tahanan mula. Setelah kecepatan naik, ggl-lawannya naik, dan Ia
turun sesuai dengan kenaikan kecepatan motor.
Starting membatasi arus start. Jika motor tidak
dihubungkan dengan starter, maka pada saat start belum ada ggl induksi sehingga
arus start-nya sangat tinggi. Menurut VDE, pada umumnya motor diatas 100 kw
tidak boleh lebih dari 1,5 kali arus kerja nominalnya. Motor-motor kecil sampai
dengan 0,5 kw dapat dijalankan tanpa resistor starter.
Dalam percobaan ini, fungsi starter sebagai pembatas arus
jalan awal (start). Digunakan starter pada motor DC biasanya dirancang untuk
membatsi arus star 125% sampai dengan 200% dari arus beban penuh. Motor
dijalankan dengan starter maksimum. Apabila kecepatan motor sudah naik, tahanan
starter motor dapat diturunkan sampai 0 ohm.
2.4
Diagram Rangkaian Mesin Serbaguna Yang Dioprasikan
Sebagai Motor DC Shunt Dengan Tahanan Asut
Gambar 2.4.1 Rangkaian Mesin Serbaguna Yang Dioprasikan
Sebagai Motor DC Shunt Demgan tahanan asut
2.5
Langkah Percobaan
1.
Merangkai rangkaian
sesuai dengan diagram rangkaian pada gambar 2.4.1.
2.
Mehubungkan rangkaian
ke sumber tegangan setelah rangkaian diperiksa oleh pengajar.
3.
Mengatur/setting
kontrol unit sebagai berikut. :
Control Unit
|
1.0
|
Speed Range Switch
“min-1”
|
3000
|
Torque Range Switch
“Nm”
|
10
|
Operation Mode
Switch
|
MAN1
|
4.
Memasukkan saklar
tegangan DC tetap, aturlah arus penguat sampai lampu tanda bewarna
kuning,kemudian naikkan tegangan DC sampai 220V.
5.
Sebeum motor
dijalankan, tahanan tahanan starter harus diset pada nilai maksimalnya
6.
Menjalankan motor
dengan memindahkan saklar keposisi ON.
7.
Membaca besarnya arus
pada saat start dan setelah motor berjalan dalam kecepatan nominalnya.
8.
Memasukkan hasil
pembacaan arus jangkar dan tegangan jangkar pada tahanan asut maksimum 13 Ω
atau 100% dalam tabel 2.6.1.
9.
Memasukkan hasil
pengukuran arus jangkar, tegangan jangkar dan kecepatan pada nilai tahanan asut
yang menurun dalam tabel 2.6.2.
10. Mematikan rangkaian setelah selesai melakukan praktikum.
2.6
Tabel Hasil Percoaan
Memasukkan nilai arus pada saat
start dan setelah berjalan normal pada tabel berikut ini:
Tabel
2.6.1 : hasil percobaan nilai arus pada saat start dan setelah berjalan normal dengan
nilai tahanan asut maksimal
Mengoprasikan Motor DC Shunt Tanpa Tahanan Asut
|
|||
|
IArmatur (A)
|
UArmatur (V)
|
MN (Nm)
|
Saat Start
|
8,5
|
165
|
3,6
|
Setelah Jalan
Normal
|
4,2
|
165
|
3,6
|
Tabel
2.6.2 : hasil percobaan untuk nilai tahanan asut yang bisa diatu dari maksimal
sampai dengan nol
Mesin Multi Fungsi Dioprasikan Sebagai Motor DC Shunt Dengan
Tahanan Asut
|
||||
Tahanan
Asut
|
IA
(A)
|
UA (V)
|
N (min-1)
|
MN (Nm)
|
100% (13 Ω)
|
4,2
|
165
|
1340
|
3,6
|
80%
|
4,4
|
175
|
1480
|
3,6
|
60%
|
4,5
|
185
|
1620
|
3,6
|
40%
|
4,5
|
185
|
1750
|
3,6
|
20%
|
4,5
|
205
|
1915
|
3,6
|
0%
|
4,5
|
220
|
2045
|
3,6
|
No comments:
Post a Comment