Pada
sistem saluran transmisi tegangan tinggi, terutama listrik tegangan Extra
tinggi (EHV)dan tegangan Udara tinggi
(UHV) pengaruh adanya gejala korona sangat menonjol sekali,yang antara lain
mengakibatkan adanya rugi korona dan adanya gangguan radio
(
Radio interferenoe / radio influence – RI ).
RI
akan menimbulkan gangguan terhadap penerimaan gelombang radio dari penduduk
disekitarnya.
6.1.
Proses terjadinya Korona
Apabila
dua kawat konduktor sejajar yang penampangnya kecil apabila dibandingkan dengan
jarak antara dua konduktor tersebut,dan diberi tegangan bolak balik. Maka
korona akan terjadi pada tegangan yang cukup rendah dan tidak terlihat tanda apa – apa, apabila tegangan dinaikkan
maka korona terjadi secara bertahap, mula – mula kawat konduktor kelihatan
bercahaya ( warna cahaya ungu muda ), mengeluarkan suara mendesis,dan apabila
tegangan dinaikkan terus cahaya bertambah besar dan terang serta dapat
menimbulkan bunga api.
Korona
dapat menimbulkan panas yang merupakan rugi dari korona ( korona loss ).
Korona
terjadi karena adanya ionisasi dalam udara yaitu adanya kehilangan elektron
dari melekol udara.oleh karena lepasnya elektron dan ion,maka apabila
disekitarnya terdapat medan listrik, elektron – elektron bebas ini mengalami
gaya yang mempercepat gerakan sehingga terjadi tabrakan ( benturan ) dengan
molekul lain.
Akibatnya
timbul ion – ion dan elektron – elektron baru,proses ini berjalan terus menerus
dan jumlah elektron dan ion bebas menjadi berlipat ganda bila gradien tegangan
cukup besar.
Ionisasi
udara mengakibatkan redistribusi gradien tegangan ,apabila redistribusi ini
dapat menaikkan gradien udara diantara dua konduktor lebih besar dari gradien
udara normal,maka akan terjadi lompatan bunga api.
6.2. Tegangan Kritis untuk Gradien korona
Gradien
tegangan yang mengakibatkan gagalnya gaya dielektrik dari udara adalah
30
KV / cm ( dalam keadaan standar t = 20 ⁰C
dan tekanan udara 760 mm Hg. )
Gradien
tegangan pada permukaan kawat konduktor untuk saluran transmisi 3 fasa
dinyatakan oleh rumus :
Eg = KV / cm
Dimana
: Ef = tegangan fasa ( KV )
S =
Jarak antara konduktor / spacing ( cm )
R =
jari – jari konduktor ( cm )
Tegangan kritis adalah
tegangan dimana korona mulai terjadi ,tegangan
kritis dinyatakan oleh rumus :
Eo = 48,8 mo m1 δ 2/3 r
Log
Eo
= tegangan kritis ( KV )
δ = Kepadatan udara relatif ( Relative Air
Density )
δ =
dimana : b = tekanan udara ( mm Hg )
t = suhu udara ( ⁰
C )
m1 =
Faktor udara
m1 = 1 untuk udara baik
m1 = 0,8 untuk keadaan hujan
mo = faktor permukaan kawat konduktor
Kondisi permukaan konduktor
|
mo
|
Halus
Kawat
padat yang kasar
Kawat
berlilit 7
Kawat
berlilit 19, 37,61
|
1,0
0,93 – 0,98
0,83 – 0,87
0,80 – 0,85
|
6.3. Hilang Korona ( Corona Loss )
Terdapat beberapa perhitungan –
perhitungan teoritis dan emperis mengenai hilang korona,meskipun demikian
perhitungan – perhitungan korona ini tidak diteliti,sehingga hasil yang didapat
hanya sekedar merupakan hasil perkiraan saja ( belum pasti ).
Penelitian
terakhir dalam bidang korona diarahkan pada tegangan EHV untuk mendapatkan data
baru, guna peningkatan tegangan tersebut.
Rumus
hilang korona sebenarnya banyak sekali yaitu menurut Carroll – Rockwell , Peterson,
Sato dan Peek.
- Hilang korona menurut PEEK :
Pk = 10 -5
Dimana : Pk = Hilang korona ( KW / Km / Konduktor )
δ =
kerapatan udara relatif
f =
frekuensi ( hz )
r =
jari – jari kawat konduktor ( cm )
S =
Spacing konduktor ( cm )
Ef =
tegangan fasa ( KV )
Vd
= tegangan distruptip kritis ( KV )
Vd =
21,1 mo r δ Ln
( untuk cuaca baik )
Vd =
16,9 mo r δ Ln
(
untuk cuaca basah / hujan )
-
Hilang korona menurut PETERSON :
Pk =
Dimana : Pk = Hilang korona (
KW / Km / Konduktor )
f =
frekuensi ( Hz )
r =
jari –jari konduktor ( cm )
S = spacing Konduktor ( cm )
Ef = tegangan fasa ( KV )
Vd = tegangan distruptip kritis ( KV )
Vd = 48,68 mo δ 2/3 r Log
Dari rumus – rumus diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa didalam
merencanakan saluran transmisi ,agar di dapatkan hilang korona yang rendah ,
maka faktor - faktor yang dapat diatur
antara lain :
a).Jari – jari kawat konduktor (
r )
b). Perbandingan antara ( )
c).
Faktor permukaan kawat konduktor ( mo )
6.4. Gangguan radio ( Radio interference )
Dengan
kenaikkan tegangan sistem transmisi dan kemungkinannya untuk terus naik,maka
aspek- aspek korona ( hilang korona ) menjadi kurang penting apabila
dibandingkan dengan pengaruhnya korona terhadap gangguan radio.
Sehingga
gangguan radio ( RI ) merupakan faktor yang membatasi pemilihan penghantar
untuk suatu tegangan tertentu ( EHV dan
UHV).
Karakteristik
RI dari suatu saluran transmisi masih belum banyak diketahui ,sehingga
Penyelidikkan
dalam bidang ini masih terus dilakukan.
Penelitian
dari pada RI dalam perencanaan saluran transmisi tegangan tinggi harus
didasarkan atas besarnya dan pengaruhnya terhadap berbagai sistem komunikasi
antara lain :
-
Siaran radio AM (Amplitudo Modulated )
-
PLC (Power Line Carrier ),yaitu komunikasi
pada jaringan tenaga
-
Perhubungan udara dan perhubungan laut
-
Komunikasi polisi
-
Komunikasi S 0 S di kapal,dsb.
No comments:
Post a Comment