“PENGUJIAN ARUS START DAN ARUS
NOMINAL PADA MOTOR HUBUNGAN BINTANG DAN DELTA ( Y - ∆ )”
DOSEN PENGAJAR : SUNU
HASTA WIBOWO, ST, MT
DI SUSUN OLEH : NAZMUDIN
NIM :
EO3150054
SEMESTER / KELAS : V / LISTRIK A2
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2017
1.1. Tujuan :
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat:
a.
Membaca diagram rangkaian motor hubungan
bintang dan delta
b.
Mengetahui karakteristik motor hubungan
bintang dan delta
c.
Mengoperasikan motor hubungan
bintang dan delta
d. Menggambarkan karakteristik motor
hubungan bintang,delta dan tabulasi data.
d.
Menjelaskan karakteristik motor hubungan
bintang dan delta
1.2. Peralatan Yang Diganakan
·
1 Regulator
·
1 Ampere Meter
·
1 Saklar Y - ∆
·
Pengaman Motor
·
Kabel secukupnya
·
1 Unit kontrol : RPM dan Torsi
·
Motor rotor sangkar tupai
·
1 Kopling guard
·
Shaft in guard
·
Banana plus
·
Jumper
Rangkaian Star dan Delta adalah aplikasi yang paling sering digunakan untuk mengendalikan starting awal motor listrik karena memiliki memiliki daya yang cukup besar. Memang diperlukan daya yang cukup besar apabila kita ingin menggerakan sebuah aplikasi motor, rangkaian star ini juga dipakai untuk membuat semuanya menjadi stabil karena sudah dirubah menjadi rangkaian delta.
Fungsi rangkaian star delta adalah untuk mengurangi arus start pada saat pertama kali motor di hidupkan. Karena perbedaan fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada system starting motor listrik. Dengan fungsi ini tersebut sehingga dapat mengurangi lonjakan arus listrik pada saat motor di starter. Saat saat awal inilah motor tidak dikenakan tegangan penuh. Saat posisi rangkaian lilitan motor dipindahkan menjadi segitiga/delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir menjadi penuh.
Cara kerja rangkaian star delta adalah membuat star yang dilakukan pada saat awal tidak dikenakan tegangan secara penuh dengan cara menghubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah bekerja serta arus menjadi turun, lalu kita pindahkan rangkaian menjadi delta. Dengan begitu arus arus yang mengalir menjadi penuh.
1.4. Gambar Rangkaian
1.5. Langkah Percobaan
1.
Menghubungkan kabel sumber 3 phasa
pada Breaker
2.
Menghubungkan keluaran Breaker pada Y - ∆ Switch
dan Salah satu dari 3 fasa nya masuk ke Amperemeter terlebih dahulu
3.
Menghubungkan keluaran Y - ∆ Switch
(U1, V1, W1 – W2, U2, V2)
ke masing – masing terminal pada Motor
4.
Menghubungkan Tacho generator ke
pembaca tacho generatornya (RPM)
5.
Mensetting Tacho Generator ke skala
1500
6.
Menghubungkan Torsi meter dengan
cara mengcouplenya
7.
Menghidupkan rangkaian dengan
memutar selectornya kemudian memulai percobaan sesuai dengan tabel data
8.
Membaca alat ukur dan mencatat
hasilnya
Mengamati dan meganalisa percobaan
1.6. Tabel Percobaan
1ST
|
In
|
RPM
|
M
|
Keterangan
|
||
Y
|
∆
|
Y
|
∆
|
|||
3A
|
1
|
-
|
1390
|
-
|
0,2
|
Posisi Star
|
8A
|
-
|
3,2
|
-
|
1400
|
0,2
|
Posisi Delta
|
1.7. Analisa
Dapat
kita ketahui bahwa arus start pada hubungan delta lebih besar di bandingkan
dengan hubungan star itu di karenakan saat hubungan delta hanya melewati satu
lilitan di bandingkan dengan hubungan star yang melewati dua lilitan .begitupun
dengan arus nominal juga terlihat jauh perbedaan nnya kurang lebih 3x lipat
.namun pada kedua hubungan tersebut terlihat perbedaan pada kecepatan motornya
walau perbedaanya tidak jauh .
1.8. Kesimpulan
1)
Saat starting
menggunakan hubungan star
2)
Saat running
menggunakan hubungan delta
3)
Nilai perbandingan
star delta 1:3
4)
Fungsi
star delta adalah untuk mengurangi arus start pada saat pertama kali motor di
hidupkan
No comments:
Post a Comment